Monday, 12 October 2015

Mediocrity

Jack of all trades, master of none. Though oftentimes better than master of one.

 Morning all,

Selama XX tahun aku hidup, ada satu masa dimana aku menyadari bahwa :


Aku terlalu jago dalam banyak hal. #plak






No, seriously.
Walaupun kata "jago" itu agak metafor(is) di konteks ini. Aku bisa banyak hal mungkin lebih tepat digunakan.
Dari segi bahasa, aku bisa menguasai bahasa manapun yang aku pengenin. Sebut aja Bahasa Inggris, Jepang, Jerman, Perancis, Korea, Bahasa Jawa, Bahasa Tubuh dan lain sebagainya.
Walau terbatas sama perkenalan ama yes no doang (itupun dengan bantuan mbah Gugel).
Dari segi musik, aku bisa main biola, piano, gitar, nyanyi, dan kalo belajar dikit suatu hari nanti aku pengen bisa main flute.





Dari segi matematis, ..... Well, aku nggak bisa ngomong banyak soal ini.... 
Kuliah di matematika sih, tapi IP bener standar dan seadanya. Bukan "sok rendah hati"- seadanya, tapi beneran seadanya yang, istilah blak-blakannya, nilai minimum untuk lulus kuliah.


Eniwei, bisa disebutin satu per satu untuk tiap kecerdasan anak, dan ternyata minimal satu skill bisa aku kuasai di tiap bidang. Kecuali olah raga. Yep, kecuali olah raga.

Dan nggak ada satupun makhluk di dunia ini yang bisa meyakinkanku untuk mulai berolahraga.


Hanya Allah SWT yang bisa (dan diri sendiri kalo lagi tobat).


Di titik ini aku sepenuh hati mempercayai bahwa bakat olahragaku ketinggalan dengan sukses di rahim ibuku, yang kemudian ditransfer semuanya ke adik-adikku.






Eniwei, selain olahraga, aku cukup pede bilang kalo segala hal di dunia ini bisa dipelajari, walau untuk beberapa hal, mempelajarinya butuh usaha ekstra keras.

Naah, orang-orang yang seperti aku ini, yang "multitalenta" atau bisa banyak hal, kemudian diasosiasikan dengan istilah "Jack of all trades". Sebenarnya, istilah ini adalah istilah yang netral. Tidak mengindikasikan bahwa menjadi seorang Jack of all trades itu sesuatu yang buruk. Permasalahan muncul ketika ada istilah baru yang namanya "Mediocre".



"mediocre ‎(comparative more mediocresuperlative most mediocre)
  1. Ordinary: not extraordinary; not special, exceptional, or great; of medium quality. - Wiktionary"

Dan karena keinginan besar manusia untuk menjadi "spesial", maka jadilah kata "mediocre" ini hal yang terasa buruk. Padahal sebenarnya, makna kata ini sendiri netral. Medium. Sejak kapan medium quality diasosiasikan dengan sesuatu yang buruk?
Sejak kapan dalam hidup kita, rata-rata itu sesuatu yang tidak baik?
Rata-rata itu ya hanya rata-rata. Netral. Sebuah simbol.
What's wrong on being average?
Ataukah karena adanya dogma bahwa yang keren itu seseorang yang spesial? Yang punya kekuatan super semacam Wolverine atau Superman?
Atau karena kita membandingkan diri dengan orang yang "lebih" sukses di mata kita?
Membandingkan diri dengan kesempurnaan?
Merasa diri selalu kurang? (kalo di training yang aku dapat, namanya : mukulin diri sendiri).

Eniwei, perbedaan dari seorang Jack of all trades dan seorang mediocre, adalah dari cara pandang.
You're special in your own way, and don't let anyone think otherwise.

Di bawah aku sertakan satu video singkat, tentang makna kesuksesan.



If you have someone special in your life, believe me, they're proud of you.






See you on my next post~

0 Comment:

Post a Comment