Thursday, 25 August 2011

Berpikir dan Merasakan

Beberapa orang cukup puas hanya dengan berpikir.
Beberapa puas hanya dengan merasakan.
Beberapa puas dan berkata mereka berpikir dengan perasaan mereka.
Aku, aku harus puas dengan belajar memikirkan perasaanku.




Seekor burung dalam sangkar, kemarin mereguk kebebasan singkatnya.
dari waktu yang singkat itu, ia mulai serakah dan menginginkan lebih.
tidak memikirkan akibatnya, ia mulai merasakan.
ia mulai memedulikan perasaannya.
selama ini, tak ada yang baik datang dari situ.
hanya sakit dan derita ia dapatkan.
makanan yang ia dapat ketika ia pergi, harus segera dibuangnya.
sang pemilik tak mau tahu betapa ingin ia memakannya.
betapa lapar ia terhadapnya.
burung itu tahu, sadar, paham dan mengerti mengapa ia tak boleh memakannya.
"Aku tak mau kau keracunan dan sakit, sayangku.." Sang Pemilik berujar lemah.

dengan tengadahnya, burung itu memohon.
'tapi aku menginginkannya, tuan.'
dan ia mulai merintih.
terisak sedih, mencoba untuk mendapat izin Sang Pemilik untuk memakannya.
namun Sang Pemilik tetap teguh.
"Lihat, buah itu berwarna hitam. Semak yang menghasilkannya pun hanya semak liar. Pasti kau akan sakit ketika memakannya, sayangku.. "

burung itu terkulai, ia mulai terbawa.
'Mungkin aku memang akan keracunan jika memakannya..'
'Mungkin buah itu memang tidak baik untukku..'
'Mungkin sebaiknya aku menuruti kata pemilikku..'

Dan tangisnya mulai pecah.
"Mengapa kau menangis? Buanglah buah itu, dan kau akan bahagia. Aku ingin kau makan buah ceri yang segar, supaya kau senang. Supaya kau tidak keracunan." Sang Pemilik mulai menghibur.

dengan menahan sedannya, ia berujar..
'Apa ada jaminan aku akan bahagia ketika memakan buah ceri yang indah?'
wajah pemilik itu menggelap.
"Turuti kataku dan kau akan bahagia. Aku tidak mau kau menyesal dan berkata 'Andai dulu kuikuti katanya'."

Dan burung itu semakin terbawa.
tidak mungkin ia menentang pemiliknya.
masih dengan tangis yang tertahan, ia menggenggam erat buah hitam itu.
mulai meregangkan sayapnya.
bersiap untuk melepas dan menuruti kata pemiliknya.
'Mungkin kalau sekarang, aku masih bisa merelakannya..'
dan hujan pun turun di matanya.
'Aku ingin belajar. Aku tak tahu mengapa aku tak ingin melepaskannya.'
'Aku tak mau membuangnya.. Hatiku tak rela, tapi pemilikku mungkin saja benar.'
'Mungkin aku akan sakit bila memakannya. Mungkin.. Mungkin.. Mungkin...'

0 Comment:

Post a Comment